
“Saya ingin melakukan ini tapi kok, takut salah, ah” mungkin hal ini sering terjadi di sebagian masyarakat Indonesia. Hal ini bisa terjadi di berbagai kalangan biasanya muncul disaat sendiri, sepi, atau di berbagai momen dimana pikiran otak kita melayang kemana-mana. Otak kita membayangkan suatu skenario random atau asumsi negatif yang sebenarnya belum tentu akan terjadi, bahkan semua itu hanya ada di otak kita aja. Kita kerap mengkhawatirkan sesuatu yang kita lakukan akan berdampak buruk ke orang lain, misalnya terhadap teman yang kemarin baru saja kita ajak ngobrol, mungkinkah dia akan sakit hati karena kata-kata yang kita ucapkan, atau kita takut di judge orang lain karena baju anda yang tidak cocok atau terlalu necis. This happens in my life too, hehehe don’t worry you’re not alone.
.
Jika dikaitkan lagi dengan masa pandemi Covid-19 ini, overthinking merupakan salah satu hal yang dirasakan banyak orang. Misalnya, overthinking tentang kecemasan masyarakat akan terpapar dengan penyakit ini atau untuk yang social distancing. Berkurangnya interaksi sosial secara langsung dapat mempengaruhi kondisi psikologis beberapa orang, salah satu bentuknya adalah Overthinking.
Lalu, Apa sih overthinking itu? Sebenarnya hal ini sehat engga, sih buat kesehatan mental kita? Apakah overthinking itu merupakan hal yang wajar?
Overthinking yang berasal dari kata “over” dan “thinking” yang artinya berpikir berlebihan adalah suatu momen dimana kita tenggelam dalam pemikiran di otak kita sendiri yang menghasilkan suatu kecemasan dan kekhawatiran pada diri kita. Loop overthinking ini menguras tenaga dan waktu kita serta membawa kita pada kondisi tidak produktif. Hal ini dapat menjadi gejala kronis, seperti anxiety disorder jika kemudian overthinking ini membuat kita berpikir jauh dari realita karena begitu tenggelam dalam pikiran kita sendiri.
Penyebab overthinking biasanya bermacam-macam, pada umumnya overthinking terjadi ketika seseorang sedang mempertimbangkan suatu keputusan, mencoba memahami tindakan atau keputusan orang lain, mencoba memprediksikan masa depan, merefleksikan apa yang telah terjadi atau keputusan di masa lalu dan sebagainya . Overthinking adalah hal yang normal namun ketika orang terus melakukan overthinking, justru dapat berdampak buruk pada dirinya sendiri. Ketika seseorang terus menerus melakukan overthinking, secara tidak sadar dia sudah masuk ke dalam lingkaran setan yang tidak ada tujuannya. Hal ini menyebabkan beberapa dampak buruk, yaitu: Mudah capek secara emosional sehingga dapat berdampak pada energinya dalam melakukan Dengan kata lain, seseorang menjadi merasa capek untuk bertindak dan akhirnya berdampak pada produktivitasnya
Forum Komunikasi Bimbingan Konseling (FORMABIKA) menghadirkan webinar dengan mengangkat tema yang sangat sering dibahas oleh masyarakat terutama mahasiswa dan remaja terlebih di masa pandemi ini. Webinar dengan judul “ Overcoming Overthingking ” membahas terkait apa itu overthingking, bagaimana hal tersebut dapat terjadi serta dampak yang ditimbulkan nya. Harapannya dalam webinar ini mampu menjawab beberapa pertanyaan seputar permasalahan overthinking yang sering dialami oleh kebanyakan orang.
Pemateri yang mengisi webinar ini adalah mahasiswa bimbingan konseling angkatan 18 yang juga merupakan ketua umum FORMABIKA tahun 2020 yaitu, Raka Arya Ramadhan. Dengan jumlah pendaftar mencapai 200 peserta yang mengikuti acara dengan aktif dan antusias.
Webinar ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Juni 2021 melalui media Zoom. Webinar ini dihadiri oleh Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung dan Ibu Dr.Riswanti Rini, M.Si. Selaku Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan, dan Alumni FKIP Universitas Lampung, Ibu Diah Utaminingsih S.Psi., M. A, Psi. Selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Lampung Acara webinar berlangsung dengan aman dan lancar. Kegiatan ini ditutup dengan sesi diskusi yang dalam prosesnya dipenuhi oleh pertanyaan aktif dari peserta dan pembagian doorprize untuk tiga peserta teraktif selama mengikuti acara.